MAKALAH ELEKTRONIKA TERPAKAI KOMPONEN ELEKTRONIKA

 MAKALAH

 ELEKTRONIKA TERPAKAI

 KOMPONEN ELEKTRONIKA


   DOSEN PEMBIMBING :

Yulkifli, S.Pd, M.Si

  

DISUSUN OLEH :

Abdul Maulub Hrp ( 19034002 )

Mira Syuriyani ( 19034022 )

Indri Saputri Pertama ( 19034015 )


JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2021



BAB I
PENDAHULUAN


1.1              LATAR BELAKANG

Elektronika adalah ilmu yang mempelajari alat listrik arus lemah yang dioperasikan dengan cara mengontrol aliran elektron atau partikel bermuatan listrik dalam suatu alat seperti komputer, peralatan elektronik, termokopel, semikonduktor, dan lain sebagainya. Ilmu yang mempelajari alat-alat seperti ini merupakan cabang dari ilmu fisika, sementara bentuk desain dan pembuatan sirkuit elektroniknya adalah bagian dari teknik elektro, teknik komputer, dan ilmu/ teknik elektronika dan instrumentasi.

Komponen Elektronika merupakan komponen atau bahan utama dalam pembuatan suatu alat elektronika dimana mereka memiliki fungsi serta cara kerja masing-masing. Untuk dapat menggunakannya kita harus memahami terlebih dahulu fungsi dari komponen itu masing-masing. Maka dari itulah kami membuat makalah ini untuk menyalesaikan tugas serta memahami tentang pengertian serta fungsi dari komponen itu sendiri.

 

1.1.1          Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, terkait dengan pembahasan Komponen Elektronika, maka penulis dapat merumuskan permasalahan pokok yaitu :

a.       Pengertian dari komponen elektronika?

b.       Prinsip kerja komponen elektronika?

c.       Karakteristik komponen elektronika?

d.       Aplikasi komponen elektronika?

e.       Sistem matematis komponen elektronika?

 

1.1.2          Tujuan Pembuatan Makalah

Adapun tujuan dalam pembuatan makalah ini adalah:

a.  Dapat memahami Komponen Elektronika;

b.  Dapat mengetahui fungsi dari masing-masing komponen;

c.  Dapat mengetahui cara kerja masing-masing komponen 

d.Dapat mengetahui penerapan aplikasi masing-masing komponen

e. Dapat mengetahui karakteristik masing-masing komponen

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
(Mengenal Komponen Elektronika)

1. Resistor (Tahanan)


a. Pengertian resistor

Resistor atau yang biasa disebut tahanan atau penghambat adalah suatu komponen elektronik yang memberikan hambatan terhadap perpindahan elektron negatif. Resistor disingkat dengan huruf “R” dan satuannya adalah ohm (Prihono, Sujito dkk, 2010).

Resistor adalah suatu komponen yang berfungsi untuk membatasi aliran arus listrik dan sebagai pembagi tegangan yang menghasilkan tegangan panjar maju dan tegangan panjar mundur sebagai pembangkit potensial output dan potensial input (Hasan, Alfarizal dkk, 2013).


b. Jenis resistor

Menurut Prihono, Sujito dkk (2010) berdasarkan penggunaannya, resistor dapat dibedakan menjadi empat, yaitu:


1. Resistor biasa (tetap nilainya) adalah resistor penghambat gerak arus yang nilainya tidak dapat berubah. Resistor ini biasanya dibuat dari nikelin atau karbon.

2. Resistor berubah (variable) adalah sebuah resistor yang nilainya dapat berubah-ubah dengan jalan menggeser atau memutar toogle, sehingga nilai resistor dapat kita tetapkan sesuai kebutuhan. Jenis resistor ini dapat dibedakan menjadi dua, yaitu potensiometer rheostat dan trimpot (trimmer potensiometer) yang biasa menempel pada papan rangkaian.

3. Resistor NTC dan PTS. Resistor NTC (Negative Temperature Coefficient) adalah resistor yang nilainya akan bertambah kecil bila terkena suhu panas. Resistor PTS (Positive Temperature Coefficient) adalah resistor yang nilainya akan bertambah bila temperaturnya menjadi dingin.

4. LDR (Light Dependent Resistor) adalah jenis resistor yang berubah hambatannya karena pengaruh cahaya. Bila cahaya gelap, nilai tahanannya semakin besar, sedangkan cahayanya terang nilainya menjadi semakin kecil.


2. Kondensator (Kapasitor)

a. Pengertian kondensator
Kondensator atau sering disebut sebagai kapasitor adalah suatu alat yang dapat menyimpan energi didalam medan listrik, dengan cara mengumpulkan ketidakseimbangan internal dari muatan listrik. Satuan dari kapasitor adalah farad (Prihono, Sujito dkk, 2010)

b. Jenis kondensator
Menurut Prihono, Sujito dkk (2010) berdasarkan kegunaannya, ada tiga jenis kondensator sebagai berikut:

1. Kondensator tetap (nilai kapasitasnya tetap tidak dapat diubah) adalah kondensator yang nilainya konstan dan tidak dapat berubah-ubah. Ada tiga macam bentuk kondensator tetap, yaitu sebagai berikut:

§ Kondensator keramik (ceramik capasitor), memiliki bentuk bulat tipis, ada yang persegi empat berwarna merah, hijau, coklat dll.

§ Kondensator plyester, pada dasarnya sama saja dengan kondensator keramik. Bentuknya persegi empat seperti permen, biasanya berwarna merah, hijau, coklat dan sebagainya.

§ Kondensator kertas, sering juga disebut kondensator padder.

2. Kondensator elektrolit (electrolite condenser = elco) adalah kondensator yang biasanya berbentuk tabung, mempunyai dua kutub kaki berpolaritas positif dan negatif. Ditandai oleh kaki yang panjang positif sedangkan yang pendek negatif dengan nilai kapasitasnya dari 0,47 mF sampai ribuan mikroFarad.

3. Kondensator variabel (nilai kapasitasnya dapat diubah-ubah) adalah jenis kondensator yang kapasitasnya bisa diubah-ubah. Kondensator ini dapat berubah kapasitasnya karena secara fisik mempunyai poros yang dapat diputar menggunakan obeng.

§ Kondensator variabel, terbuat dari logam, mempunyai kapasitas maksimum sekitar 100rF sampai 500rF. Selain itu, konduktor variabel dengan spul antena dan spul osilator berfungsi sebagai pemilih gelombang frekuensi tertentu yang akan ditangkap.

§ Kondensator trimer, dipasang pararel dengan variabel kondensator berfungsi untuk menepatkan pemilihan gelombang frekuensi. Kondensator trimer mempunyai kapasitas dibawah 100rF.

3. Induktor
a. Pengertian induktor

Induktor merupakan komponen elektronik pasif yang dapat menghasilkan tegangan listrik berbanding lurus dengan perubahan sesaat dari arus listrik yang mengalir. Besaran induktor adalah induktansi dengan lambang “L” sedangkan satuannya adalah Hanry atau “H” (Prihono, Sujito dkk, 2010).

b. Jenis induktor
Ada tiga jenis induktor yang sering digunakan dalam dunia elektronika.

1. Induktor teras udara (air core)

2. Induktor teras feromagnetik (ferromagnetic core)

3. Induktor teras ferrite (ferrite core)

4. Dioda
a. Pengertian dioda


Menurut Prihono, Sujito dkk (2010) dioda adalah sambungan bahan p-n yang berfungsi sebagai penyearah. Dioda terbuat dari bahan semikonduktor yang salingdipertemukan. Bahan tipe-p menjadi sisi anode sedangkan bahan tipe-n menjadi katode. Dioda ini memiliki tegangan halang (barrier voltage) lebih besar dari 0,7 volt. Dioda yang terbuat dari bahan germanium memiliki tegangan halang kira-kira 0,3 volt.

Menurut Hasan, Alfarizal dkk (2013) dioda adalah komponen elektronik yang memiliki dua elektroda, yaitu anoda dan katoda. Arus listrik yang mengalir hanya satu arah yaitu dari anoda ke katoda, arus litrik tidak akan mengalir dari katoda ke anoda.

b. Jenis dioda
Menurut Prihono, Sujito dkk (2010) berdasarkan fungsinya ada lima jenis dioda sebagai berikut:

1. Dioda penyearah adalah dioda yang difungsikan untu penyearah tegangan bolak-balik menjadi tegangan searah, biasanya digunakan pada rangkaian power supply.

2. Dioda pemancar cahaya atau LED adalah dioda yang memancarkan cahaya bila dipanjar maju.

3. Dioda foto (fotovltaic) digunakanuntuk mengubah energi cahaya menjadi energilistrik searah.

4. Dioda laser digunakan untuk membangkitkan sinar laser taraf rendah, cara kerjanya mirip LED.

5. Dioda zener digunakan untuk regulasi tegangan.



5. Transistor
a. Pengertian transistor
Transistor adalah komponen semikonduktor yang sangat penting dalam dunia elektronik modern. Dalam rangkaian analog, transistor digunakan dalam amplifier (penguat). Dalam rangkaian digital, transistor digunakan sebagai saklar berkecepatan tinggi (Prihono, Sujito dkk, 2010).
b. Jenis transistor
Menurut Hasan, Alfarizal dkk (2013) dilihat dari tipenya, transistor terbagi dua yaitu tipe PNP (Positif-Negatif-Positif) dan tipe NPN (Negatif-Positif-Negatif).

Menurut Prihono, Sujito dkk (2010) ada dua jenis transistor berdasarkan arus inputnya (BJT) dan tegangan inputnya (FET).

§ BJT (Bipolar Junction Transistor), merupakan transistor yang mempunyai dua dioda, terminal positif dan negatifnya berdempet, sehingga ada tiga terminal. Ketiga terminal tersebut adalah emiter (E), kolektor (C) dan basis (B)

§ FET (Field Effect Transistor), dibagi menjadi dua macam, yaitu Junction FET (JFET) dan Insulated Gate FET (IGFET) atau dikenal sebagai Metal Oxide Silicon (semiconductor) FET (MOSFET).

BAB III

PEMBAHASAN

1 . Mengukur dan Menghitung Nilai Resistor
A. Menghitung secara manual

Menghitung nilai resistor secara manual bisa dilihat pada warna gelang yang melingkupinya, biasanya 4 gelang, 5 gelang dan 6 gelang. Untuk mengetahui kode warna pada resistor yaitu dengan memanfaatkan tabel kode warna resistor.

B. Mengukur menggunakan multimeter
Berikut langkah-langkah mengukur nilai resistor dengan menggunakan multimeter:

§ Menggunakan multimeter digital

(a) Arahkan saklar pemilih menuju kesimbol resistor.

(b) Sambungkan ujung kabel multimeter ke kaki-kaki resistor.

(c) Lihat panel layar display, akan terlihat besarnya nilai dari tahanan yang diukur.

§ Menggunakan multimeter analog

(a) Arahkan saklar keposisi W, untuk:

® x1 dimasudkan hasil yang dihasilkan jarum dikalikan 1W.

® x10 dimaksudkan hasil yang dihasilkan jarum dikali 10W.

® x100 dimaksudkan hasil yang dihasilkan jarum dikali 100W.

® x1k dimaksudkan hasil yang dihasilkan jarum dikali 1000W.

® x10k dimaksudkan hasil yang dihasilkan jarum dikali 10.000W.

(b) Hubungkan kabel multimeter kekaki resistor.

(c) Lihat jarum yang dihasilkan, kemudian kalikan hasil tersebut dengan faktor pengali (x1, x10, x100, x1k, x10k).

§ Mengukur variabel resistor menggunakan multimeter

(a) Atur saklar jangkauan ukur pada posisi W.

(b) Batas ukur (range) pada posisi x1, x10, x100 atau kW tergantung dari nilai resisitor variabel yang akan diukur.

(c) Ujung dari kedua kabel penyidik dipertemukan.

(d) Menggunakan tombol pengatur posisi jarum pada angka nol (zero adjustment), atur posisi jarum pada papan skala hingga menunjukkan angka nol.

(e) Letakkan kedua ujung kabel penyidik pada terminal a dan b dari variabel resisitor.

(f) Putar tuas searah jarum jam (untuk preset gunakan obeng minus).

(g) Jarum pada papan skala akan ikut bergerak ke kanan, artinya variabel resistor masih baik dan dapat digunakan.

(h) Letakkan kedua ujung kabel penyidikpada terminal b dan c dari variabel resistor.

(i) Putar tuas searah jarum jam.

(j) Jarum pada papan skala ikut bergerak ke kiri, artinya variabel resistor masih baik dan dapat digunakan.

§ Mengukur resistor peka cahaya/Light Dependent Resistor (LDR)

(a) Atur saklar pada posisi W.

(b) Batas ukur (range) pada posisi x1, x10, x100 atau kW sesuai kebutuhan.

(c) Ujung dari kedua kabel penyidik dipertemukan.

(d) Menggunakan tombol pengatur posisi jarum pada angka nol (zero adjustment), atur posisi jarum pada papan skala hingga menunjukkan angka nol.

(e) Letakkan kedua ujung kabel penyidik secara acak pada kedua kaki LDR.

(f) Menggunakan lampu senter (flashlight) sinari permukaan LDR, jarum akan bergerak ke kanan. Menunjukkan nilai satuan ohm yang kecil, artinya LDR masih baik dan dapat digunakan.

(g) Tutuplah permukaan LDR, jarum pada papan skala bergerak ke kiri, artinya LDR masih dapat digunakan.

(catatan: ditempat gelap, nilai satuan ohm dari LDR= 1MW. Ditempat terang, nilai satuan ohm dari LDR = 100W)


2. Mengukur dan Menghitung Nilai Kondensator
A. Menghitung secara manual


Secara umum nilai kondensator sudah tertera pada selubung pembungkusnya. Contohnya, jika pada badan kondensator tertera 350/450, karakteristik dari kondensator tersebut mempunyai tegngan kerja maksimum sebesar 350 volt, dan telah diuji (pabrik) pada tegangan 450 volt.

Selain itu, nilai kapasitas sebuah kondensator biasanya terlihat pada kode tulisan dan kode warnanya. Kondensator dengan kode warna mempunyai kapasitas kecil dan biasanya trebuat dari polyester.

Pembacaan nilai kondensator:

Satuan dalam kondensator disebut Farad. Satu farad = 9 x 1011 cm2 yang artinya luas permukaan kepingan tersebut menjadi 1 farad sama dengan 106 mikrofarad (mF), jadi 1mF = 9 x 105 cm2. Berikut satuan yang sering digunakan:

§ 1 farad = 1.000.000 mF (mikro farad)

§ 1 mF = 1.000.000 rF (piko farad)

§ 1 mF = 1.000 hF (nano farad)

§ 1 hF = 1.000 rF (piko farad)

§ 1 rF = 1.000 mmF (mikro-mikro farad)


Pembacaan nilai kondensator diuraikan sebagai berikut:

1. Kondensator keramik

§ Jika pada badannya tertulis = 103, nilai kapasitasnya 10.000 rF.

§ Jika pada badannya tertulis = 302, nilai kapasitasnya 3.000 rF.

2. Kondensator polyester

Pada dasarnya sama dengan kondensator keramik, begitu juga dengan menghitung nilainya.

3. Kondensator kertas

§ Kapasitas 200 rF – 500 rF untuk daerah gelombang menengah (Medium Wave/MW) = 190 – 500 meter.

§ Kapasitas 1.000 rF – 2.200 rF untuk daerah gelombang pendek (Short Wave/SW) SW 1 = 40 – 130 meter.

§ Kapasitas 2.700 rF – 6.800 rF untuk daerah gelombang SW 1, 2, 3 dan 4 = 13 – 49 meter.



B. Mengukur menggunakan multimeter
Tujuan utama mengukur kondensator elektrolit atau elco adalah untuk mengetahui keadaan kondensator tersebut apakah bocor atau tidak. Berikut langkah-langkah mengukur nilai kondensator dengan menggunakan multimeter.

1. Arahkan saklar ke posisi W (x1, x10, x100 sesuai yang dikehendaki).

2. Hubungkan kabel multimeter ke kaki-kaki kondensator (kabel hitam ditempelkan ke kaki yang posiyif, sedangkan kabel merah ditempelkan ke kaki yang negatif).

3. Lihat jarum yang dihasilkan pada papan skala.

® Jika jarum bergerak ke kanan dan kembali ke kiri, berarti kondensator baik.

® Jika jarum bergerak ke kanan dan kembali ke kiri tetapi tidak penuh (di tengah), berarti kondensator setengah rusah atau aus.

® Jika jarum bergerak ke kanan dan berhenti, berarti kondensator bocor.

® Jika jarum tidak bergerak sama sekali, berarti kondensator mati.


3. Mengukur Induktor
Untuk mengetahui kondisi putus tidaknya sebuah pengantar insuktor sebagai berikut:

1. Atahkan saklar ke posisi W meter (R x1k).

2. Hubungkan kedua pencolok pada masing-masing ujung pengantar.

3. Perhatikan arah atau pola induktor, pencolok hitam dihubungkan pada ujung pengantar pertama, sedangkan pencolok merah pada ujung yang lainnya.

4. Jika jarum bergerak, berarti kondisi induktor baik. Jika jarum tidak bergerak sama sekali, berarti induktor putus.





4. Mengukur dan Menguji Dioda
A. Dioda penyearah

1. Arahkan saklar keposisi W (x1, x10, x100 sesuai yang dikehendaki.

2. Hubungkan kabel multimeter ke kaki-kaki dioda (kabel hitam ditempelkan pada kaki anoda (-), sedangkan kabel merah ditempelkan pada kaki katoda (+)). Jika jarum bergerak, berarti dioda baik. Jika jarum tidak bergerak, berarti dioda putus atau rusak.

3. Pindahkan pencolok kabel hitam ke kaki katoa, sedangkan kabel merah kekaki anoda. Jika jarus bergerak, berarti dioda tersebut baik. Jika jarum tidak bergerak, maka dioda tersebut putus atau rusak.

4. Cara diatas juga dapat digunakan untuk mengetahui mana anoda dan mana katoda dari suatu dioda jika gelangnya terhapus.

5. Arahkan ke VDC untuk mengetahui jenis dari bahan dioda. Bila tegangan katoda-anoda 0,2 volt, kemungkinan dari bahan germanium. Jika tegangan anoda-katoda 0,6 volt kemungkinan dari bahan silikon.



B. Dioda pemancar cahaya (LED)
1. Arahkan saklar keposisi W (x1, x10, x100 sesuai yang dikehendaki.

2. Hubungkan kabel multimeter ke kaki-kaki LED.

3. Jika LED menyala berarti baik. Jika LED tidak menyala, berarti putus atau rusak.

4. Untuk 7-segmen, hubungkan kabel hitam dikaki bagian tengah. Periksa tiap kaki dengan kabel merah, jiak pengukuran tiap kaki menyala berarti LED baik.



5. Mengukur dan Menguji Transistor

A. Menguji dan mengukur transistor jenis NPN & PNP

§ Transistor jenis NPN

1. Arahkan saklar ke posisi W x 100.

2. Hubungkan kabel multimeter pencolok hitam pada basis dan merah pada kolektor, jarum harus menyimpang ke kanan. Bila pencolok merah dipindahkan ke emitor, jarum harus ke kanan lagi. Hubungkan pencolok merah pada basis dan pencolok hitam pada kolektor, jarum harusnya tidak menyimpang dan jika pencolok hitam dipindahkan ke emitor, jarum juga harus tidak menyimpang.

3. Arahkan saklar pada 1k.

4. Hubungkan pencolok hitam pada kaki kolektor dan merah pada kaki emitor, jarum harus sedikit menyimpang ke kanan. Jika dibalik, jarum harus tidak meyimpang. Jika salah satu peristiwa tersebut tidak terjadi, kemungkinan transistor rusak.



§ Transistor jenis PNP
1. Arahkan saklar ke posisi W x 100.

2. Hubungkan kabel multimeter pencolok hitam pada basis dan merah pada kolektor, jarum harus menyimpang ke kanan. Bila pencolok merah dipindahkan ke emitor, jarum harus ke kanan lagi. Hubungkan pencolok merah pada basis dan pencolok hitam pada kolektor, jarum harusnya tidak menyimpang dan jika pencolok hitam dipindahkan ke emitor, jarum juga harus tidak menyimpang.

3. Cara diatas juga dapat digunakan untuk mengetahui mana kaki basis, kolektor dan emitor suatu transistor.

4. Arahkan VDC untuk memperkirakan bahan transistor.pengujian dapat dilakukan pada kaki basis dan emitor. Jika voltase yang dihasilkan 0,2 volt, kemungkinan dari bahan germanium. Jika nilai voltasenya 0,6 volt, kemungkinan dari bahan silicon.


B. Menguji transistor jenis FET
Cara menguji transistor jenis FET adalah sebagai berikut:

1. Arahkan saklar ke posisi W x 100.

2. Hubungkan kabel multimeter pencolok hitampada source dan merah pada gate. Jika jarum menyimpang, jenis FET adalah kanal P dan jika tidak, FET adalah kanal N.

3. Arahkan saklar pada x1k atau x10k, potensio harus minimum dan resistansi harus kecil. Jika potensio diputar ke kanan, resistansi harus tak terhingga. Jika peristiwa ini tidak terjad, kemungkinan FET rusak.


C. Menguji transistor jenis UJT
Cara kerja UJT seperti switch, jika masih bisa on-off, berarti transistor tersebut masih baik. Berikut langkah-langkah pengujian transistor UJT.

1. Arahkan saklar pada 10 VDC dan potensio pada minimum, tegangan harus kecil.

2. Setelah potensio diputar, pelan-pelan jarum akan naik sampai posisi tertentu. Jika jarus diputar pelan-pelan kearah minimum ladi dan pada posisi tertentu, jarum akan bergerak kekiri. Jika putaran potensio diteruskan sampai minimum, jarum akan tetap diam. Jika peristiwa tresebut terjadi, berarti komponen UJT tersebut masih baik.


BAB VI PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Resistor adalah suatu komponen elektronik yang memberikan hambatan terhadap perpindahan elektron negatif.

2. kapasitor adalah suatu alat yang dapat menyimpan energi didalam medan listrik, dengan cara mengumpulkan ketidakseimbangan internal dari muatan listrik.

3. dioda adalah komponen elektronik yang memiliki dua elektroda, yaitu anoda dan katoda. Arus listrik yang mengalir hanya satu arah yaitu dari anoda ke katoda.

4. Transistor adalah komponen semikonduktor yang dirancang sebagai penguat arus listrik.

5. Induktor merupakan komponen elektronik pasif yang dapat menghasilkan tegangan listrik berbanding lurus dengan perubahan sesaat dari arus listrik yang mengalir.

B. SARAN
Agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan tujuan yang diinginkan akan tercapai maka disarankan kepada rekan-rekan mahasiswa elektronika khususnya dapat memahami terlebih dahulu mengenai komponen-komponen elektronika dan dapat mempraktikan cara menghitung dan mengukur nilai dari komponen eletronika tersebut.


DAFTAR PUSTAKA
[1] Eugene C.L., (1989)., Mesin dan Rangkaian Listrik, Penerbit Erlangga, Jakarta.
[2] KF. Ibrahim. 1993. Prinsip Dasar Elektronika. PT Elex Media Komputindo:
Jakarta.
[3] Sudarminto., (1996)., Listrik dan Elektronika, Bandung, Karya Remaja.
[4] Teknik Elektronika. https://teknikelektronika.com.
[5] Zuhal., (1992)., Dasar Teknik Tenaga Listrik dan Elektronik Daya, Jakarta, Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama.










































dihapus